Novel HSD |
ah..padahal ini hanya sementara kalo kata aa gym,hidup ini hanya numpang bertamu. tapi dengan tulisan-tulisan penulis hidup ini terasa lebih bermakna saja ketimbang perenungan itu sendiri.
Disini saya hanya ingin share cuplikan novelnya kepada sobat blogger, dalam kisahnya seorang tokoh utama bernama delisa hanyalah anak yang berusia 6 tahun, gadis kecil yang sangat periang, rambut curly, mata kehijauan, cerewet, suka bertanya, suka ngeles,suka warna biru, ceria, cerdas, dan yang suka manyun bin ngambek bila main sepak bola ditempatkan diposisi kipper karena dia ingin posisi striker, Ummi yang sangat penyabar dan abi Usman yang bekerja pada kapal asing dan baru kembali setiap 3 bulan lamanya.
Pagi itu delisa ingin menyetorkan hafalan shalatnya kepada ibu guru Nur,guru yang delisa banggakan.Hafalan yang setiap hari delisa baca dari seminggu lalu ingin ia setorkan kepada ibu guru karna jika ia lulus delisa akan mendapat kan hadian sebuah kalung dengna inisial D, D untuk Delisa. Delisa begitu senang bukan main. Sekarang gilirannya, "Allahu Akbar" Persis ketika Delisa usai ber-takbiratul ihram, 130 km dari Lhok Nga lantai laut retak seketika, bumi menggeliat, mengirimkan pertanda kelam menakutkan. "Ka-bi-ra- wal-ham-du-lil-la-hi- ka-tsi-ro" Tanah bergetar dahsyat, menjalar merambat menggentarkan seluruh dunia radius ribuan kilometer, air laut seketika tersedot ke dalam rekahan tanah maha luas.
"Innashalati, wanusuki, wa-ma...", "wa-ma...", "wa-mah-ya-ya, wa-ma-mati" Gempa dahsyat tidak terbendung, Banda Aceh luluh lantak, Nias lebur, Lok Nga menyusul. Tepat ketika Delisa mengucap wa-ma-ma-ti, lantai sekolah bergetar hebat, genteng berjatuhan, papan tulis jatuh berdebam, gelas bunga bu guru Nur jatuh yang pecahannya menggores lengan Delisa. Anak-anak dan orangtua berteriak berhamburan, kepanikan melanda. Delisa bergeming, Delisa mengulang bacaannya yang terganggu, Ya Allah, Delisa takut, Delisa gentar tapi Delisa ingin untuk pertama kalinya ia shalat bacaannya sempurna dan khusuk seperti kisah shahabat nabi yang tak bergerak dari shalatnya ketika kalajengking menggigitnya ataupun dipanah berkali-kali oleh musuh. Delisa bergetar, "La-sya-ri-ka-la-hu-wa-bi..wa-bi..wa-bi-dza-li-ka-u-mir-tu-wa-ana minal mus-li-min" Bagai dipukul tenaga raksasa, air yang tersedot ke dalam rekahan bumi seketika mendesak keluar menghempas balik menuju pantai, Tingginya tak kurang sepuluh kilometer.
Nah penasaran kan, Silahkan sobat blogger cari sendiri banyak koq ebooknya, saya sih bisa aja share mungkin penulisnya juga ga papa, tapi bagi delisa semoga dia mau mengikhlaskannya,heheee...
wah mantap kawan, ada link buat download novelnya gak?
ReplyDeletega ada kang,heheee..
ReplyDeletetapi dah banyak beredar koq,coba akang cari aja!!!
saya ga menyertakan link takutnya delisa marah kang!!
wah mantap nih , kok sekarang iplock berubah haluan yah jadi melow2 gt , perasaan dulu bahasnya ttg Teknologi deh .. hihiih..
ReplyDeletewalau gitu sukes yah , makin mantep ajah blognya :D
semoga yang pny juga gak bosen2 ngupdate --
Met Malem Sob... :P
ReplyDeleteMaaf nie aku baru bisa nyampe lagi disini hhe.. :D Hem... baca cuplikannya aja udah bikin merinding Sob... gimana baca Full sampe tuntas 1 buku hhe... btw, ini True Story ya Sob? nanti aku cari di Gramed aja deh, soalnya klo untuk bacaan yg kaya gini aku kurang asik baca lewat E-book, kecuali klo cerita2 lucu, baru dah satu hari juga aku pantengin tuh E-book hhe...
Delisa-nya masih hidup gak ya klo itu bener2 nyata?
OOT: oiya sob.. klo mau copas postingan yg Fitur Blogger silahkan hhe...
Aku pamit dlu ya Sob... Semangat n Happy blogging :P
menarik nih , saatnya berburu novel ini ^^ hehehe
ReplyDeleteasswrwb... luar biasa, kita belajar dr sosok anak kecil. Sering kita sholat hanya sekedar menggerakkan anggota tubuh tp pikiran melayang.... Astagfirullah.., semoga kita bisa sholat lbh khusyu' lagi ya...Amin.
ReplyDeletehem...tere liye ...selalu bisa membuat pembacanya malu diri...dan menangis...hihihihi....
ReplyDeletehafalan shalat delisa sangat mengharukan , sosok anak kecil yang tegar . Kalau kita bayangkan dalam kehidupan sehari - hari yang normal saja kita belum tentu se-khusyuk dia dalam melafalkan asma Allah ..
ReplyDeletetapi Allah SWT menunjukkan kekuasaannya dari mulut kecil delisa ia melantunkan asma-Nya dan menyadarkan orang - orang bahwa memang hanya Allah tempat menggantungkan segala sesuatu ..
Kalau kita flashback kehidupan kita kembali , apakah kita sudah pernah se-khusyuk delisa ..?
apakah ktia sudah melakukan ibadah dengan benar .. ?
atau apakaha kita hanya menghadap kepada Allah kala kita susah ?
sungguh merugilah orang - orang yang tidak membaca novel ini , sangat inspiratif !